Saatnyalah Seung ji kembali untuk menunjukkan
kemampuanya sebagai pattisier di Saint honore sesuai dengan permintaan Choi won
selaku pemilik toko. Ibu Choi won melihat beberapa orang yang dibawa kakek dan Seung
ji adalah mereka yang mempunyai tato di tubuh mereka. Ibu Choi won complain
kepada putranya itu kenapa mengijinkan mereka ikut serta. Ibu Choi won merendahkan kemampuan kakek Seung ji dan hal
ini didengarnya langsung dari mulut ibu Choi won ketika Seung ji di sana. Seung
ji yang tidak terima kakeknya dihina, mengadakan kompetisi kecil.
Kompetisi yang memerlukan perjanjian hitam di
atas putih. Jika seung ji dapat meningkatkan penjualan dalam 11 hari sesuai
permintaan maka jabatan presiden dari Saint Honore akan dimiliki
kakek selama satu tahun dan kakek seluruh timnya harus diterima bekerja di Saint
honore akan tetapi jika ia kalah maka ia akan menjadi pettisier di Saint honore
tanpa di gaji selama satu tahun pula. Untuk mengesahkan perjanjian tersebut, Choi
won sendirilah yang membuatnya. Ia tidak ingin ibunya memanfaatkan kakek dan Seung
ji untuk mengembalikan ayah tirinya ke Saint honore. Hal ini dikarenakan Choi won
tidak ingin menerima ayah tirinya lagi bekerja di Saint honore.
Ayah tiri Choi won dan ibu kandung Choi won
sedang memata-matai latar belakang kakek dan Seung ji. Mereka membagi tugas. Ayah
tiri won memata-matai toko kue panda yang ternyata istrinya yang dahululah yang
membuat kue disana. Sedangkan ibu Choi won melihat toko kecil kakek yang dijaga
oleh karyawan kakek. Ibu Choi won menghina toko kecil tersebut dan karyawan itu
marah lantas mengusirnya.
Choi won merasa kesal karena dokumen kepemilikan
saint honore masih belum selesai. Ia merasa kecewa lantas ia membanting
ganggang telepon yang dibawanya. Ia memutuskan untuk pergi menemui Seung ji
yang sedang membuat kue. Choi won hanya mampu melihat karyawan-karyawannya dengan
perasaan sedih, khususnya ketika ia melihat Seung ji dan kakek. Seung ji yang
melihatnya lantas menghiburnya dan di depan kaca dengan memberikan ciuman di
kaca tersebut untuk Choi won.
Seung ji membuatkan kue untuk Choi won dan Seung
ji ingin Choi won mencicipinnya. Ini adalah ke dua kali Choi won mencoba kue
bikinan Seng ji. Semua karyawan Choi won memperhatikan. Choi won memakan kue
itu dan semua orang gembira karenanya. Di kesempatan itu pula, Seung ji meminta
izin kepada Choi won untuk tidur di ruangan Choi won karena beberapa alasan
seperti penjualan yang masih lamban, dan sebagainnya.
Wakil presiden yang merupakan ibu kandung won,
meminta Eun bi membantunya. Ia ingin Eun bi memberitahukan kasus yang sedang
dialaminya ini kepada ayah Eun bi. Ibunya Choi won ingin suaminya selaku ketua pettisier
di dapur untuk kembali ke Saint honore dan ibu Choi won juga menginginkan agar
kasus itu dimenangkan olehnya. Ayah dari Eun bi adalah seorang pengacara tetapi
ayah Eun bi secara tegas menolak kasus ibunya Choi won. Akhirnya Eun bi
beralasan kepada ibunya Choi won bahwa ayahnya telah berhenti bekerja tetapi
kenyataanya tidaklah demikian.
Choi won yang kedatangan tamu khusus yang
kemungkinan jika ia dapat memenuhi kue pesanan wanita tersebut ia dapat
meningkatkan status quo toko miliknya dan ia teringat satu jenis kue yang
dibuat oleh seung ji yang juga merupakan kue perancis maka dengan itu Choi won
menerima pesanan kue wanita itu. Tetapi masalah muncul karena ketika ia
bertanya kepada seung ji apakah ia bisa membuatkan kue tradisi perancis, Seung
ji menjawab ia tidak bisa membuat kue tradisi perancis. Kue yang pernah dibuat
untuk Choi won adalah kue biasa bukan kue tradisi perancis. Akhirnya Choi won
menyerah dan ingin mencari solusinya. Seung ji menyarankan agar Choi won
bertanya pada kakek. Choi won lalu bertanya pada kakek dan kakek bersedia
membuatkannya untuk pelanggan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar